GOLDEN SUPREME
Sekalipun tidak pernah dilontarkan, pasti sesekali pernah terbersit di benak kita pertanyaan "kenapa batu akik mahal?" Seperti yang pernah saya bicarakan di artikel-artikel saya sebelumnya, banyak faktor yang mempengaruhi kenapa batu akik bisa berharga dan memiliki nilai jual yang tinggi. Seperti penamaan atau branding, kepopuleran di masyarakat berkat pemberitaan media atau trending topik di sosial media, atau karena memang kualitas dan keindahan yang menyebabkan banyak orang berebut ingin memilikinya. Nah yang terakhir ini adalah faktor paling besar dan berpengaruh dalam pembentukan harga jual.
Kualitas sebuah gemstone atau batu mulia tidak bisa disembunyikan. Sebuah gemstone dengan kualitas yang tinggi akan tetap berharga mahal, sekalipun banyak isu negatif disebarkan untuk menurunkan harganya. Terserah masyarakat ingin menyebut apa, batu akik atau krikil sekalipun, batu berkualitas tinggi akan tetap berharga mahal berkat keindahannya.
Batu mulia berkualitas dari Pacitan
Salah satu dari sekian banyak tempat di Indonesia yang memiliki deposit batu mulia berkualitas adalah Pacitan. Kota kelahiran mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini, memiliki potensi yang besar di sektor batu mulia. Di sinilah salah satu tempat favorit para penggila akik, pedagang, kolektor-kolektor kaya berburu sejak dahulu kala. Pun begitupula tahun-tahun belakangan ini, saat pasar batu mulia begitu ramai luar biasa, banyak mata tertuju padanya. Ialah sungai Keladen. Tempat dimana banyak tertanam dan tersebar batu dengan keindahan luar biasa. Sungai yang mengalir di lima wilayah pacitan ini memiliki specimen unik dan langka. Dahulu masyarakat menyebut dengan nama Siwalan bermacam warna. Siwalan kuning ke-emasan salah satunya. Dan sekarang, sudah terkenal di semua pasar batu akik di Indonesia bahkan dunia. Golden Supreme, emas terbaik dari pacitan, menjadi salah satu yang diburu oleh pecinta batu mulia.
Specimen dengan warna ke-emasan ini memang sudah terkenal sejak dulu dikalangan penggemar batu akik. Bahkan pecinta gemstone dari luar negeri pun banyak yang memburunya. Banyak sekali isu yang menyebar tentang Siwalan dengan warna ke-emasan ini. Selain memang memiliki kualitas tinggi akan transparasinya~mengkristal mereka menyebutnya~, konon kabarnya specimen dari keluarga chalcedony ini bisa membawa hoki dikarenakan warna ke-emasannya.
Golden Supreme, Yellow Chalcedony langka
Seperti apa yang saya sampaikan di atas tadi, salah satu faktor yang menjadi alasan kenapa sebuah batu di buru dan berharga mahal, karena kualitas dan keindahannya. Pun begitu pula yang terjadi dengan Golden Supreme ini. Seperti juga yang sudah banyak diketahui dikalangan gemstone lover pada umumnya, Chalcedony adalah varian batu yang paling banyak keberadaannya di Indonesia. Agate Chalcedony, Carnelian Chalcedony, Chrome Chalcedony bahkan Chrysocolla Chalcedony yang hanya ditemukan di 3 negara di dunia, ada di Indonesia. Namun ciri dan ke-khasan yang menjadi identitas bagi Golden Supreme, berbeda dari yang lainnya. Dengan transparansi yang mampu mencapai tahap maksimal, atau bisa mengkristal sempurna, juga seratnya yang unik membuat Yelow Chalcedony ini bisa memantulkan cahaya dengan uniknya. Sehingga bisa menampilkan luster yang sangat indah meski tanpa melalui faceting rumit dan memberikan ring tertutup bagian bawahnya. Teknik ini dipakai oleh para pengerajin untuk menampilkan luster atau permainan cahaya didalamnya agar bisa lebih "keluar".
Entah apa yang terjadi jika batu akik indah dari sungai Keladen Pacitan ini tetap menyandang nama sebelumnya. Mungkin bisa jadi dia tidak kehilangan nilai jualnya seperti yang saya bicarakan sebelumnya. Namun dikhawatirkan ketidak-populeran Siwalan emas ini akan dimanfaatkan oleh banyak pemilik modal yang tidak perduli kepada para penambang dan penduduk sekitar yang seharusnya berhak mendapatkan bagian wajar dari keberadaannya. Itulah yang membuat Mas Picis Rojobrono gelisah sehingga mencetuskan nama Golden Supreme demi kepopuleran Emas terbaik dari pacitan ini. Terbatasnya informasi dan ditambah dengan penamaan yang ala kadarnya, membuat Siwalan emas terlihat seperti kurang berharga. Jauh sebelum booming "batu akik" melanda Indonesia, sudah banyak pemburu dari luar daerah maupun luar negeri mencarinya. Tetapi dengan harga murah tentu saja. Para penambang dan pengerajin di Pacitan belum tahu atau tidak sadar jika batu kalinya dihargai mahal oleh para kolektor batu mulia.
Warna ke-emasan yang langka serta kualitas yang tidak lagi diragukan, tentu saja akan berpotensi menjadi jalan bagi Golden Supreme menembus pasar dunia. Karena hingga saat ini, sungguh menjadi hal yang sulit untuk menemukan batu berpenampilan indah yang natural tanpa dilakukan treatment apapun sebelumnya. Hanya tinggal kita saja sebagai masyarakat indonesia yang notabene pemilik tempat Golden supreme langka ini berada, mendukung sepenuhnya. Bukannya malah memandang sebelah mata. Karena biar bagaimanapun, sudah sejak dahulu kala keindahan Indonesia sudah menjadi perhatian dunia. (inakikgem.ga)
Kualitas sebuah gemstone atau batu mulia tidak bisa disembunyikan. Sebuah gemstone dengan kualitas yang tinggi akan tetap berharga mahal, sekalipun banyak isu negatif disebarkan untuk menurunkan harganya. Terserah masyarakat ingin menyebut apa, batu akik atau krikil sekalipun, batu berkualitas tinggi akan tetap berharga mahal berkat keindahannya.
Batu mulia berkualitas dari Pacitan
Salah satu dari sekian banyak tempat di Indonesia yang memiliki deposit batu mulia berkualitas adalah Pacitan. Kota kelahiran mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini, memiliki potensi yang besar di sektor batu mulia. Di sinilah salah satu tempat favorit para penggila akik, pedagang, kolektor-kolektor kaya berburu sejak dahulu kala. Pun begitupula tahun-tahun belakangan ini, saat pasar batu mulia begitu ramai luar biasa, banyak mata tertuju padanya. Ialah sungai Keladen. Tempat dimana banyak tertanam dan tersebar batu dengan keindahan luar biasa. Sungai yang mengalir di lima wilayah pacitan ini memiliki specimen unik dan langka. Dahulu masyarakat menyebut dengan nama Siwalan bermacam warna. Siwalan kuning ke-emasan salah satunya. Dan sekarang, sudah terkenal di semua pasar batu akik di Indonesia bahkan dunia. Golden Supreme, emas terbaik dari pacitan, menjadi salah satu yang diburu oleh pecinta batu mulia.
Golden Supreme- "emas terbaik" dari Pacitan |
Specimen dengan warna ke-emasan ini memang sudah terkenal sejak dulu dikalangan penggemar batu akik. Bahkan pecinta gemstone dari luar negeri pun banyak yang memburunya. Banyak sekali isu yang menyebar tentang Siwalan dengan warna ke-emasan ini. Selain memang memiliki kualitas tinggi akan transparasinya~mengkristal mereka menyebutnya~, konon kabarnya specimen dari keluarga chalcedony ini bisa membawa hoki dikarenakan warna ke-emasannya.
Golden Supreme, Yellow Chalcedony langka
Seperti apa yang saya sampaikan di atas tadi, salah satu faktor yang menjadi alasan kenapa sebuah batu di buru dan berharga mahal, karena kualitas dan keindahannya. Pun begitu pula yang terjadi dengan Golden Supreme ini. Seperti juga yang sudah banyak diketahui dikalangan gemstone lover pada umumnya, Chalcedony adalah varian batu yang paling banyak keberadaannya di Indonesia. Agate Chalcedony, Carnelian Chalcedony, Chrome Chalcedony bahkan Chrysocolla Chalcedony yang hanya ditemukan di 3 negara di dunia, ada di Indonesia. Namun ciri dan ke-khasan yang menjadi identitas bagi Golden Supreme, berbeda dari yang lainnya. Dengan transparansi yang mampu mencapai tahap maksimal, atau bisa mengkristal sempurna, juga seratnya yang unik membuat Yelow Chalcedony ini bisa memantulkan cahaya dengan uniknya. Sehingga bisa menampilkan luster yang sangat indah meski tanpa melalui faceting rumit dan memberikan ring tertutup bagian bawahnya. Teknik ini dipakai oleh para pengerajin untuk menampilkan luster atau permainan cahaya didalamnya agar bisa lebih "keluar".
Entah apa yang terjadi jika batu akik indah dari sungai Keladen Pacitan ini tetap menyandang nama sebelumnya. Mungkin bisa jadi dia tidak kehilangan nilai jualnya seperti yang saya bicarakan sebelumnya. Namun dikhawatirkan ketidak-populeran Siwalan emas ini akan dimanfaatkan oleh banyak pemilik modal yang tidak perduli kepada para penambang dan penduduk sekitar yang seharusnya berhak mendapatkan bagian wajar dari keberadaannya. Itulah yang membuat Mas Picis Rojobrono gelisah sehingga mencetuskan nama Golden Supreme demi kepopuleran Emas terbaik dari pacitan ini. Terbatasnya informasi dan ditambah dengan penamaan yang ala kadarnya, membuat Siwalan emas terlihat seperti kurang berharga. Jauh sebelum booming "batu akik" melanda Indonesia, sudah banyak pemburu dari luar daerah maupun luar negeri mencarinya. Tetapi dengan harga murah tentu saja. Para penambang dan pengerajin di Pacitan belum tahu atau tidak sadar jika batu kalinya dihargai mahal oleh para kolektor batu mulia.
Warna ke-emasan yang langka serta kualitas yang tidak lagi diragukan, tentu saja akan berpotensi menjadi jalan bagi Golden Supreme menembus pasar dunia. Karena hingga saat ini, sungguh menjadi hal yang sulit untuk menemukan batu berpenampilan indah yang natural tanpa dilakukan treatment apapun sebelumnya. Hanya tinggal kita saja sebagai masyarakat indonesia yang notabene pemilik tempat Golden supreme langka ini berada, mendukung sepenuhnya. Bukannya malah memandang sebelah mata. Karena biar bagaimanapun, sudah sejak dahulu kala keindahan Indonesia sudah menjadi perhatian dunia. (inakikgem.ga)
Comments
Post a Comment